RINGKASAN SKRIPSI
MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA MATERI RELASI DAN FUNGSI MELALUI PENDEKATAN REALISTIK MATHEMATICS EDUCATION (RME) PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 6 LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan
Penyelesaian Studi Guna
Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Darussalam Ambon
OLEH :
INCON HADIMAN
NPM : 2008 12 031
PROGRAM STUDI ILMU
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
DARUSSALAM AMBON
2 0 1 3
ABSTRAK
Incon
Hadiman, Npm : 2008 12 031. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Relasi
Fungsi Melalui Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Leihitu.
Pembimbing I : H. Tamalene, S.Pd, M.Pd., Pembimbing II : Drs. Hasan. Umarella,
M.Pd. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Darussalam Ambon 2013.
Pendekatan
model pembelajaran merupakan suatu ketergantungan tinggi rendahnya hasil
belajar siswa pada suatu materi pelajaran tertentu. Rendahnya hasil belajar
matematika di SMP Negeri 6 Leihitu pada pokok bahasan relasi fungsi, pada
kegiatan pembelajaran, siswa terlihat kurang bergairah dalam menerima materi
pelajaran dan selain itu pembelajaran lebih dikuasai oleh siswa yang pandai
saja. Kemudian hasil belajar siswa pada materi pokok bahasan tersebut belum
memenuhi penilaian Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan
sekolah yakni 71. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran yang
digunakan oleh guru masih bersifat konvensional yakni ceramah, yang pada
prosesnya pembelajaran dikuasai oleh guru dan sebaliknya siswa pasif, hanya
duduk dengar, diam serta siswa tidak dilibatkan belajar secara aktif untuk
mengemukakan ide dan gagasannya sendiri dan disamping itu juga materi yang di
terapkan masih bersifat abstrak. Untuk itu perlu adanya suatu pendekatan pembelajaran yang tepat, yang dapat membuat siswa belajar
secara aktif dan tidak hanya mentransfer pengetahuan guru kepada siswa yang
pada prosesnya pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks untuk mengembangkan keterampilan berfikir dalam mengaitkan
pengalaman sehari-hari dengan materi dan konsep serta keterampilan mengatasi
masalah, dan untuk menjadi pelajar yang mandiri. Salah satu pengajaran dengan
menggunakan suatu konteks sebagai pangkal tolak ukur dangan menggunakan dunia
nyata yaitu suatu pendekatan pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) atau Pendidikan Matematika Realistik.
Permasalahan
yang dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah melalui pendekatan Realistic Mathematics Education
(RME) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi relasi fungsi siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Leihitu.
Penelitian
ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua
siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan
observasi dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: Data
hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus dan
lembaran observasi siswa dan guru. Adapun data yang diperoleh dari hasil
penelitian ini dapat dilihat pada melalui perolehan hasil ketuntasan klasikal siswa.
Pada siklus I diperoleh 68,18% dan siklus II 100%.
Dari
hasil yang diperoleh diatas setelah pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education
(RME) selesai diberikan, menunjukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Realistic Mathematics Education (RME)
dan Hasil Belajar
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
iv
|
HALAMAN JUDUL
............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2.
Identifikasi Masalah ................................................................ 1
1.3.
Rumusan Masalah .................................................................... 1
1.4.
Cara Pemecahan Masalah ......................................................... 1
1.5.
Tujuan Penelitian....................................................................... 1
1.6.
Penjelasan Istilah ...................................................................... 2
1.7.
Manfaat Penelitian .................................................................. 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika................... 3
2.2 Hasil Belajar ............................................................................. 3
2.3 Pendekatan Realistik
Mathematics Education (RME) ............ 3
2.4 Ruang Lingkup
Materi ............................................................ 4
BAB III. METODE PENELITIAN
1.1.
Tipe Penelitian ......................................................................... 6
1.2.
Tempat dan Waktu Penelitian 6
1.3.
Subjek Penelitian ..................................................................... 6
1.4.
Sumber Data
Penelitian............................................................. 6
1.5.
Instrumen Penelitian ............................................................... 6
1.6.
Prosedur Penelitian .................................................................. 6
1.7.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 7
1.8.
Teknik
Analisis Data ................................................................ 8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ......................................................................... 9
4.1.
Pembahasan .............................................................................. 12
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 13
5.2. Saran ......................................................................................... 13
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
merupakan salah satu sarana utama pada Era Globalisasi ini sangatlah penting.
Dimana pendidikan merupakan suatu faktor utama dalam meningkatkan sumber
daya manusia yang baik, yang mengacu
pada pengembangan intelegensi dan kepribadian yang mampu memberikan warna dan
karakter generasi yang kuat untuk menjawab tantangan serta mampu berpartisipasi
dalam peradaban global secara proaktif, (Ali, 2009).
Matematika
diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar, sekolah menegah pertama dan selanjutnya
ke sekolah jenjang yang lebih tinggi.
Ada
berbagai cara pendekatan dalam pembelajaran matematika yang perlu digunakan,
salah satunya adalah pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME). RME pertamakali dikembangkan di Belanda pada
tahun 1970 oleh Freudenthal dan kawan-kawan dari Freudenthal Institute.
Pandangan Freundenthal kepada pembelajaran matematika harusla dikaitkan dengan
realita, dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
peneliti terhadap pelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Leihitu
pada pokok bahasan relasi dan fungsi, pada kegiatan pembelajaran, siswa terlihat
kurang bergairah dalam menerima materi pelajaran matematika dan selain itu pembelajaran
lebih dikuasai oleh siswa yang pandai saja, sehigga hasil belajar pada materi
pokok bahasan tersebut sebahagian besar siswa belum memenuhi penilaian Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan sekolah
yakni 71.
Dalam
proses pelaksanaan penelitian ini digunakan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
atau Pendidikan Matematika Realistik yang pelaksanaanya mengaitkan dan
melibatkan pengalaman keseharian siswa dengan lngkungan sekitar sebagai sumber
belajar serta menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa melalui bantuan
tertentu dari guru.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Materi Relasi dan Fungsi Melalui Pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Leihitu
Kabupaten Maluku Tengah.
1.2 Rumusan
Masalah
Apakah melalui pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi relasi dan fungsi
siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Leihitu ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar
siswa melalui pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) pada materi relasi dan fungsi siswa kelas VIII
SMP Negeri 6 Leihitu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.
Bagi guru : sebagai
bahan masukan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran matematika dalam
proses pembelajaran.
2.
Bagi siswa :
dapat meningkatkan prestasi belajar matematikanya, khususnya pada pokok bahasan
relasi dan fungsi dan pada umumnya dapat dilaksanakan pada mata pelajaran lain.
3.
Bagi sekolah :
hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam
rangka perbaikan pembelajaran.
4.
Bagi peneliti
: dapat menjadi bahan rujukan untuk tindakan penelitian lebih lanjut dimasa
yang akan datang.
1.5 Penjelasan Istilah
1.
Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)
atau Pendidikan Matematika Realistik, adalah suatu rangkaian kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan masalah dunia nyata sebagai panduan awal dalam
membagun suatu konsep dasar matematika dalam menemukan solusi terkait dengan
materi yang telah dirancang oleh guru.
2.
Hasil Belajar
merupakan perubahan perilaku secara parmanen setelah melakukan suatu aktivitas pada suatu kegiatan tertentu.
3.
Relasi adalah
suatu hubungan yang mempunyai ketrkaitan
antara dua objek tertentu.
4.
Fungsi adalah
hubungan dua objek yang mempunyai aturan/persyaratan diantara objek-objek tertentu.
Bab II
Kajian Pustaka
2.1
Pengertian Belajar dan
Pembelajaran Matematika
2.1.1 Pengertian Belajar
Para ahli pendidikan memiliki
pandangan yang berbeda dalam mengartikan istilah belajar. Menurut Dimyati (2002
: 295), belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh
pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar.
2.1.2
Pembelajaran Matematika
Matematika
menurut Muhafilah (Delphie, 2009 : 2) merupakan bahasa universal yang
memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, serta mengkomunikasikan ide-ide
mengenai elemen dan kuantitas. Matematika merupakan sarana komunikasi sains
tentang pola-pola yang berguna untuk melatih berfikir logis, kritis, kreatif
dan inovatif. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah.
a. Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
b. Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
c. Mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah.
d. Memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah.
2.2
Hasil Belajar
Romiszowski
(Abdurrahman, 2003:38) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemprosesan
masukan (inputs).
Hasil
belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi
yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar
sesuai dengan kapasitas intelegensi anak dan pencapaian tujuan belajar perlu
menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan yang telah dikuasai anak sebagai batu
loncatan untuk menguasai bahan pelajaran baru. Hasil belajar juga dipengaruhi
oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu
menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas
untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya (Abdurrahman, 2003:40).
2.3
Pendekatan Realistik Mathematics Education (RME)
2.3.1 Pengerian Pendekatan Realistik
Mathematics Education (RME)
Dalam pandangan
Freudenthal agar matematka memiliki nilai kemanusian (human value) maka pembelajarannya haruslah dikaitkan dengan
realita, dekat dengan pengalaman anak serta relevan untuk kehidupan
sehari-hari.
Treffers (Panhuizen, 2000)
mencoba memformulasikan proses matematisai, dalam kontes pendidikan matematika,
menjadi dua tipe yakni matematisasi horisontal dan vertikal.
2.3.2 Karakteristik dan Prinsip Realistic Mathematics Education (RME
A. Karkteristik Realistic Mathematics Education (RME),
Treffes (Wijaya 2011 : 21)
a.
Penggunaan Konteks
b.
Penggunaan model untuk matematisasi progresif
c.
Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
d.
Interaktivitas
e.
Keterkaitan
B. Prinsip Realistics
Mathematics Education (RME) (Suryadi, 2009 : 177)
Prinsip Aktivitas. Menurut Freudenthal, karena ide proses matematisasi berkaitan erat
dengan aktifitas manusia, maka cara terbaik untuk mempelajari matematika adalah
melalui doing/ mengerjakan
masalah-masalah yang didesain secarah khusus.
Prinsip Realitas. Seperti halanya dalam pendekatan pembelajaran matematika pada umunya,
tujuan RME adalah agar siswa mampu mengaplikasikan matematika.
Prinsip Tahap Pemahaman. Proses belajar mulai dari pengembangan kemampuan menemukan solusi
informal yang berkaitan dengan konteks, menemukan rumus dan skema, sampai menemukan
prinsip-prinsip keterkaitannya.
Prinsip Intertwinement. Salah satu karakteristik dari RME adalah bahwa matematika tidak
sebagai bahan ajar yang terpisah-pisah.
Prinsip Interaksi. Dalam pendekatan RME, proses belajar matematika dipandang sebagai
suatu aktivitas sosial.
Prinsip Bimbingan. Freudenthal dalam pembelajaran matematika adalah perlunya bimbingan
agar siswa mampu menemukan kembali matematika dari pengalaman belajarnya.
Langkah-langkah Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME)
Aktifitas Guru
|
Aktifitas Siswa
|
1.
Guru
memberikan siswa masalah kontektual.
2.
Guru
merespon secara positif jawaban siswa.
Siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan strategi siswa yang paling efektif.
3.
Guru
mengarahkan siswa pada beberapa masalah kontekstual dan selanjutnya
mengerjakan masalah dengan menggunakan pengalaman mereka.
4.
Guru
mendekati siswa sambil memberikan
bantuan seperlunya.
5.
Guru
mengenalkan istilah konsep.
6.
Guru
memberikan tugas rumah, yaitu mengerjakan soal atau membuat masalah cerita
serta jawabanya sesuai dengan matematika formal.
|
1.
Siswa
secara mandiri atau kelompok kecil mengerjakan masalah dengan
strategi-strategi informal.
2.
Siswa
memikirkan strategi yang paling efektif.
3.
Siswa
secara sendiri-sendiri atau berkelompok menyelesaikan masalh tersebut.
4.
Beberapa
siswa mengerjakan di papan tulis, melalui diskusi kelas, jawaban siswa
dikonfrontasikan.
5.
Siswa
merumuskan bentuk matematika formal.
6.
Siswa
mengerjakan tugas rumah dan menyerahkannya
kepada guru.
|
(Suharta, 2005 : 5)
1. Kelebihan dan Kekurangan Model
Pembelajaran Matematika Realistik
Menurut Mustaqimah (Wiwi, 2010)
Kelebihan :
1. Karena siswa membangun sendiri
pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa dengan pengetahuannya.
2. Suasana dalam proses pembelajaran
menyenangkan karena menggunakan realitas kehidupan, sehingga siswa tidak cepat
bosan untuk belajar matematika.
3. Siswa merasa dihargai dan semakin
terbuka
4. Melatih keberanian siswa karena
harus menjelaskan jawabannya.
5. Melatih siswa untuk terbiasa
berpikir dan mengemukakan pendapat.
6. Pendidikan budi pekerti /kerjasama
dan menghormati teman yang sedang bekerja.
Kekurangan:
1. Membutuhkan waktu yang lama, terutama
bagi siswa yang kemampuannya rendah.
2. Siswa yang pandai kadang-kadang
tidak sabar untuk menanti temannya yang belum selesai itu.
3. Membutuhkan alat peraga yang sesuai
dengan situasi pembelajaran pada saat itu.
2.4 Ruang Lingkup Materi
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pembelajaran
|
Materi
|
|
Memahami
Relasi, Fungsi.
|
Memahami
Relasi dan
Fungsi
|
1. Menjelaskan dengan kata-kata dan menyatakan
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi.
2. Menyatakan suatu relasi dengan diagram panah,
koordinat cartesius dan himpunan pasangan terurut.
|
Relasi
|
|
1. Memahami
pengertian fungsi atau pemetaan.
2. Menyatakan
fungsi atau pemetaan dengan
menggunakan diagram panah, diagram kartesius dan himpunan pasangan terurut.
|
Fungsi
|
|||
1. Menyatakan
pemetaan timbal balik atau korespondensisatu-satu.
|
Korespondensi satu-satu
|
|||
1. Merunuskan
fungsi dengan aturan – aturan tertentu.
2. Menentukan
variabel bebas dan variabel terikat.
|
Rumus fungsi
|
2.5 Kerangka Berfikir
Adapun kerangka
berfikir dalam penelitian ini yaitu terlihat pada kondisi awal pada penguasaan
siswa terhadap materi dan konsep matematika masih tergolong rendah dalam hal
ini pada materi relasi dan fungsi.
1.6
Hipotesis Penelitian
Melalui pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Leihitu
Bab III
Metode Penelitian
3.1
Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi yang dilaksanakan selama dua siklus secara berulang.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 6 Leihitu Kecamatan
Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.
Penelitian ini dilaksanakan berlangsung selama 1 bulan. Mulai sejak
tanggal 12 April hingga selesai 13 Mei
2013.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII1 SMP Negeri 6 Leihitu yang
berjumlah 22 orang.
3.4 Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII1
SMP Negeri 6 Leihitu dan guru mata pelajaran matematika.
3.5 Instrumen Penelitian
a.
Tes
akhir tiap siklus untuk mengukur kemampuan kognitif siswa.
b.
Lembar
Observasi yaitu alat yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang berupa
hasil pengamatan ketika proses pembelajaran berlangsung.
3.6 Prosedur Penelitian
Tabel 3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
No
|
Siklus
|
Tahapan
|
Uraian Kegiatan
|
1
|
Siklus
I
|
Perencanaan
|
a. Guru menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi membuat model matematika
dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan relsi dan fungsi.
b. Mengelompokan
siswa dalam bentuk 4 - 5 orang/kelompok berdasarkan pilihan guru yang
masing-masing kelompok beranggotakan campuran siswa laki-laki dan perempuan
(heterogen) dimana setiap kelompoknya dipimpin oleh satu ketua kelompok.
c. Menyiapkan
prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran.
d. Meminta guru
lain sebagai pengamat.
e. Membuat alat
evaluasi.
1.
Lembar kerja siswa dengan materi membuat
model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan
fungsi.
2.
Menetukan kriteria ketuntasan minimum ≥71.
3.
Menentukan
kriteria ketuntasan klasikal
75%.
f.
Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
untuk guru.
g.
Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
untuk siswa.
|
2
|
Pelaksanaan Tindakan
|
Melakukan tindakan
berdasarkan RPP siklus I pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
|
|
3
|
Observasi
|
Pengamatan dilakukan pada saat
pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh obsever, aspek yang
diamati antara lain :
a.
Pengamatan terhadap siswa yang meliputi
aspek keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b.
Pengamatan terhadap guru yang meliputi
aspek aktifitas selama peroses pembelajaran berlangsung.
|
|
4
|
Refleksi
|
Refleksi pada siklus
I meliputi hasil observasi dan hasil tes evaluasi akhir siklus I. Menarik kesimpulan
apakah penelitian yang dilakukan sudah mencapai indikator yang ditetapkan.
Refleksi ini dilakukan dengan kerjasama siswa antara guru dan mahasiswa
peneliti, yang kemudian hasilnya digunakan sebagai acuan dalam menentukan
tindakan selanjutnya ke siklus selanjutnya.
|
|
5
|
Siklus
II
|
Perencanaan
|
a.
Guru menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan materi membuat model matematika dari kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi.
b.
Mengelompokan siswa dalam bentuk 4 - 5
orang/kelompok berdasarkan pilihan guru yang masing-masing kelompok
beranggotakan campuran siswa laki-laki dan perempuan (heterogen) dimana
setiap kelompoknya dipimpin oleh satu ketua kelompok.
c.
Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam
penyampaian materi pelajaran.
d.
Meminta guru lain sebagai pengamat.
e.
Membuat alat evaluasi.
1. Lembar kerja
siswa dengan materi membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan relasi dan fungsi.
2.
Menetukan kriteria ketuntasan minimum ≥71.
3.
Kriteria ketuntasan klasikal
75%.
f.
Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
untuk guru.
g.
Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
untuk siswa.
|
6
|
Pelaksanaan Tindakan
|
Melakukan tindakan
berdasarkan RPP siklus II pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
|
|
7
|
Observasi
|
Pengamatan dilakukan pada saat
pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh obsever, aspek yang
diamati antara lain :
a.
Pengamatan terhadap siswa yang meliputi
aspek keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b.
Pengamatan terhadap guru yang meliputi
aspek aktifitas selama peroses pembelajaran berlangsung.
|
|
8
|
Refleksi
|
Refleksi pada siklus
II meliputi hasil observasi dan hasil tes evaluasi akhir siklus II, yang
digunakan untuk menarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan sudah
mencapai indikator yang ditetapkan. Refleksi ini dilakukan dengan kerjasama
siswa antara guru dan mahasiswa peneliti, yang kemudian hasilnya digunakan
sebagai acuan dalam menentukan tindakan selanjutnya ke siklus selanjutnya.
|
3.7 Teknik Pengumpulan Data
1.
Tahap persiapan
a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
b.
Menyusun instrumen tes disesuaikan dengan
materi disetiap akhir siklus
c.
Menyusun dan mempersiapkan lembaran observasi
siswa dan guru.
2.
Tahap pelaksanaan
a.
Berkonsultasi dengan pihak sekolah dan guru
mata pelajaran.
b.
Meminta guru lain sebagai pengamat.
c.
Melakukan kolaborasi pembelajaran antara guru
dan mahasiswa peneliti dengan menerapkan pendekatan Realistik Mathematics Education (RME).
d. Memberikan tes
akhir di setiap akhir siklus guna mengetahui hasil belajar matematika setelah
guru menerapkan pendekatan Realistik Mathematics
Education (RME).
3.8 Teknik Analisis Data
1. Teknik
analisis data kuantitatif
Ruseffendi, (1992:328):
Nilai yang diperoleh =
x 100
Kemudian dari hasil tersebut
dibagi dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ada pada sekolah.
Tabel. 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
|
Keterangan
|
71
71
|
Tuntas
Belum tuntas
|
Sumber : SMP Negeri 6 Leihitu
Mulyasa, (2003:102):
Ketuntasan
belajar klasikal =
x 100 %
Tabel. 3.3 Kriteria Ketuntasan
Klasikal
Kriteria Ketuntasan Klasikal
|
Keterangan
|
75
75
|
Tuntas
Belum tuntas
|
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Hasil Penelitian
Diawal penelitian
dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti berkonsultasi dengan pihak sekolah dan
guru bidang studi matematika. Hal ini dilakukan guna memberikan informasi dan
menjelaskan penelitian yang akan dilakukan dengan harapan bawha pihak-pihak
bersangkutan dapat membantu dalam memberikan dukungan guna melancarkan
penelitian yang dilakukan.
Siklus I
1.
Perencanaan
a.
Pada tahap perencanaan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi membuat model matematika dari
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi.
b.
Menyiapkan prasarana yang diperlukan.
c.
Membuat alat evaluasi.
2.
Pelaksanaan tindakan
a.
Guru mengelompokan siswa dalam 5 kelompok
berdasarkan pilihan guru yang masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang.
b.
Guru menyajikan gambaran tentang materi yang
akan dipelajari.
c.
Guru memberikan LKS untuk dibahas seara
berkelompok.
d.
Peneliti dan guru mengelilingi dan mengarahkan
siswa untuk memberikan bantuan seperlunya.
3.
Observasi
Observasi dilakukan
pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh obsever. Dalam
hal ini peneliti bersama guru, sama-sama mengamati jalanya proses yang
berlangsung dan mengisi lembar observasi siswa dan guru berdasarkan fakta-fakta
pada saat di kelas. Untuk mengetahui terlaksana pembelajaran siswa dan guru
ditinjau dengan menggunakan alternatif jawaban Ya dan Tidak. Pernyataan jawaban
Ya mendapat skor 1 (satu) dan pernyataan dengan jawaban tidak mendapat skor 0
(nol). Berikut ini adalah hasil tinjauan pengamatan berdasarkan aspek-aspek dari
tiap-tiap pertemuan :
Aspek ke-1 yaitu ; Kemampuan
siswa memberikan respon positif dalam menyatakan operasi relasi fungsi melalui pendekatan Realistik mathematics Education (RME). Pada aspek ke-1 terdapat 8 siswa (36,36%) aktif dan 14 siswa (63,64%)
tidak aktif.
Sedangkan pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan yakni terdapat 20 siswa (90,91%) aktif
dan 2 siswa (9,09%) tidak aktif dalam pembelajaran
Aspek ke-2 yaitu ; Kemampuan
siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi kerja kelompok terdapat 8 siswa (36,36%) dan 14
siswa (63,64%) tidak aktif.
Sedangkan pada
pertemuan kedua mengalami penurunan dibandingkan dengan pertemuan pertama yakni
terdapat 6 siswa (27,27%) yang aktif dalam belajar dan 16 siswa (72,73%)
Aspek ke-3 yaitu ; Siswa
bekerja sama dan membantu dalam kelompok diperoleh 6 siswa (27,27%) aktif dan
16 siswa (72,73%) tidak aktif.
Sedangkan pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama,
yakni semua siswa (100%) telah aktif bekerja sama.
Aspek ke-4 yaitu ; Siswa
berani mengajukan pertanyaan. Dari hasil yang diperoleh untuk mengajukan
pertanyaan terdapat 6 siswa (27,27%) aktif untuk mengajukan pertanyaan dan 16
siswa (72,73%) tidak aktif mengajukan pertanyaan.
Sedangkan pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama
yakni diperoleh terdapat 14 siswa (63,64%)) yang aktif memberikan pertanyaan
dan 8 siswa (36,36%) tidak aktif bertanya
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I-II
Pertemuan
|
Frekuensi
|
Aspek
Ke-1
|
Aspek
Ke-2
|
Aspek
Ke-3
|
Aspek
Ke-4
|
Aktif
|
I
|
F
|
8
|
8
|
6
|
6
|
Ya
|
F
|
14
|
14
|
16
|
16
|
Tidak
|
|
II
|
F
|
20
|
6
|
22
|
8
|
Ya
|
F
|
2
|
16
|
0
|
14
|
Tidak
|
Sumber : SMP N 6 Leihitu (Lampiran
17-18)
4.
Refleksi
Berdasarkan hasil
evaluasi tes akhir pada siklus I diperoleh terdapat 15 siswa (68,18%) tuntas
belajar dan terdapat 7 siswa (31,82%) belum tuntas belajar. Dari hasil evaluasi
akhir yang diperoleh pada siklus I untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Presentase Nilai Siklus I
Kriteria Keuntasan Minimal (KKM)
|
Frekuensi
|
Ketuntasan Klasikal (%)
|
Kualifikasi
|
≥ 71
|
15
|
68,18%
|
Tuntas
|
< 71
|
7
|
31,82%
|
Belum Tuntas
|
Sumber : SMP N 6 Leihitu (Lampiran
10)
Berukut ini adalah
sajian kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I yang hendak harus
diperbaiki diantaranya :
1.
Guru kurang mengontrol pengaturan manejemen
kelas dengan baik
2.
Guru kurang memberikan bimbingan dan motivasi
secara merata
3.
Penggunaan waktu yang tidak terkontrol
sehingga proses pembelajaran tidak maksimal.
4.
Kurangnnya perhatian siswa saat pembelajaran
berlangsung.
5.
Kebanyakan siswa belum terbiasa bekerja sama
dalam kelompok.
4.1.2
Presentase ketuntasa klasikal belajar siswa
baru mencapai 68,18%. Siklus II
1. Perencanaan
a.
Pada tahap perencanaan peneliti dan guru menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi membuat model matematika
dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan relasi dan fungsi .
b.
Menyiapkan prasarana yang diperlukan.
c.
Membuat alat evaluasi.
2.
Pelaksanaan tindakan
a.
Guru mengelompokan siswa dalam 5 kelompok
berdasarkan pilihan guru yang masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang.
b.
Guru menyajikan gambaran tentang materi yang
akan dipelajari.
c.
Guru memberikan LKS untuk dibahas seara
berkelompok.
d.
Peneliti dan guru mengelilingi dan
mengarahkan siswa untuk memberikan bantuan seperlunya.
3. Observasi
Pengamatan siklus II
dilakukan sebagaima pada yang dilaksanakan siklus I yakni peneliti bersama
guru, sama-sama mengamati jalanya proses yang berlangsung dan mengisi lembar
observasi berdasarkan fakta-fakta yang
terjadi di kelas dengan menggunakan alternatif jawaban Ya dan Tidak. Berikut
ini adalah sajian dari hasil pengamatan siklus II pada aspek-aspek dari tiap-tiap pertemuan :
Aspek ke-1 yaitu ; Kemampuan
siswa memberikan respon positif dalam menyatakan operasi relasi fungsi melalui pendekatan Realistik mathematics Education (RME). Pada saat pembelajaran berlansung setelah guru
menyajikan materi yang diajarkan, terlihat seluruh siswa sudah mampu meresponi pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran realistik. Hal ini dapat dilihat pada hasil
perolehan siswa yang berturut-turut antara pertemuan pertama dan kedua yakni
seluruh siswa (100%) aktif dalam proses pembelajaran.
Aspek ke-2 yaitu ; Kemampuan
siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi kerja kelompok.
Pada saat mengerjakan tugas kelompok tampak yang sunggu-sunggu aktif terdapat 14 siswa (63,64%) dan 8
siswa (36,36%) tidak aktif.
Aspek ke-3 yaitu ; Siswa
bekerja sama dan membantu dalam kelompok untuk menemukan solusi, diperoleh seluruh
siswa terlibat aktif untuk membantu
dalam memecahkan masalah, hal ini juga terjadi berturut-turut antara pertemuan
pertama dan kedua
Aspek ke-4 yaitu ;
siswa berani mengajukan pertanyaan. Dari hasil yang diperoleh untuk mengajukan
pertanyaan mengalami peningkatan terdapat 9 siswa (86,36%) aktif dan 19 siswa
(13,64%) tidak aktif.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I-II
Pertemuan
|
Frekuensi
|
Aspek
Ke-1
|
Aspek
Ke-2
|
Aspek
Ke-3
|
Aspek
Ke-4
|
Aktif
Belajar
|
I
|
F
|
22
|
14
|
22
|
19
|
Ya
|
F
|
0
|
8
|
0
|
3
|
Tidak
|
|
II
|
F
|
22
|
22
|
22
|
21
|
Ya
|
F
|
0
|
0
|
0
|
1
|
Tidak
|
Sumber : SMP N 6 Leihitu (Lampiran
19-20)
2.
Refleksi
Refleksi pada siklus
II meliputi hasil pengamatan siswa dan hasil tes evaluasi akhir siklus II
setelah melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, tindakan dan observasi yang
digunakan untuk menarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan sudah
mencapai indikator yang ditetapkan.
Berdasarkan dari hasil
tes akhir siklus II, ternyata siklus II sudah mencapai indikator yang
diharapkan, yakni siswa telah mencapai ketuntasan klasikal
75%, dan selain itu juga seluruh siswa
telah mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal
71%. Dari hasil evaluasi akhir yang
diperoleh pada siklus II lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai
berikut :
Tabel 4.6 Presentase Nilai Siklus II
Kriteria Keuntasan Minimal (KKM)
|
Frekuensi
|
Ketuntasan Klasikal (%)
|
Kualifikasi
|
≥ 71
|
22
|
100%
|
Tuntas
|
< 71
|
0
|
0%
|
Belum Tuntas
|
Sumber : SMP N 6 Leihitu (Lampiran
11)
Berdasarkan dari hasil
refleksi yang diperoleh diatas menunjukan bahwa ternyata siklus II telah
terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Guru telah mengontrol
pengaturan manejemen kelas dengan baik yang mana guru telah memberikan
bimbingan secara merata dan terus-menerus memotivasi siswa untuk belajar.
1.
Guru telah memberikan bimbingan secara merata
dan terus-menerus memotivasi siswa untuk belajar.
2.
Penggunaan waktu dalam pembelajaran dapat
berlangsung secara maksimal, meksipun ada beberapa siswa yang sebelumnya tidak
aktif belajar sudah berkurang.
3.
Adanya antusias dan perhatian siswa saat
pembelajaran berlangsung.
4.
Keadaan bekerja sama dalam kelompok suda
kondusif.
5.
Presentase ketuntasa klasikal belajar siswa
telah mencapai
75%. Karena keberhasilan telah tercapai, maka peneliti bersama guru tidak
lagi melaksanakan tindakan lanjutan ke siklus selanjutnya. Jadi penelitian ini
dapat dikatakan berhasil dan cukup sampai pada siklus II saja.
4.2
Pembahasan
Untuk menjawab rumusan
masalah dan hipotesis tindakan yang telah dikemukakan pada bab-bab diatas
sebelumnya, maka pembahasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat di
paparkan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil
pengamatan dan tes akhir siswa siklus I menunjukan bahwa pertemuan pertama masih
ada kekurangan-kekurangan yang di hadapi saat proses belajar di kelas. Hal ini
terlihat pada perolehan hasil tes akhir belum tercapai secara maksimal. yakni terdapat
15 siswa (68,18%) tuntas belajar dan terdapat 7 siswa (31,82%) belum tuntas
belajar, sehingga kalau di rata-ratakan sebesar 74,61%.
Berdasarkan hasil
pengamatan dan tes akhir siswa siklus II menunjukan bahwa adanya peningkatan
hasi belajar siswa. Hal ini dapat di lihat pada perolehan hasil tes akhir siswa,
yakni pada ketuntasan klasikal menunjukan bahwa siswa telah mencapai
75%.
Bab V
Penutup
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian
tindakan kelas diperoleh dan paparan pembahasan di setiap siklusnya maka kesimpulan
yang dapat diambil bahwa melalui pendekatan Realistik
Mathematics Education pada materi relasi fungsi pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 6 Leihitu dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Pada siklus I
diperoleh 68,18% dan siklus II 100%.
5.2
Saran
1.
Pendekatan Realistik Mathematics Education (RME), sebaiknya dapat dilaksanakan
oleh guru matematika dalam membangun suatu konsep dasar matematika dengan
penggunaan suatu konteks pada situasi yang nyata, sehingga siswa dapat
termotivasi dalam bejajar secara aktif dan dapat menguasai materi dan konsep
yang telah diterapkan.
2.
Dalam Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) diperlukan manajemen waktu
yang baik, sehingga siswa benar-benar bisa memanfaatkan waktu untuk berdiskusi
membahas materi yang dipelajari
3.
Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dapat juga digunakan sebagai
variasi pembelajaran pada materi pelajaran lain.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Delphie. B, 2009. Matematika untuk Anak Berkebutuhan
Khusus. Klaten: P.T Intan Sejati.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah
Tsanawiyah. Jakarta:Depdiknas.
Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: PT
Rineka Cipta
Kasbolah. K, 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Depdiknas.
Masykur, M, 2007. Mathematical Intelligence.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Mulyasa, E. 2003.Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Purwanto, 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Purwanto, 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Ruseffendi, E. T.
1988. Pengantar Kepada Membantu Guru
Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan
CBSA. Tarsito. Bandung.
Sugijono, 2010. Mathematics for Junior High School Grade
VIII 1st Semester. KTSP Standar isi 2006. Penerbit Erlangga.
Suharta. 2005. Matematika Realistik Apa dan Bagaimana. (Online).http://www. depdiknas.go.id (diakses pada
tanggal 15 September 2007).
Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: UPI.
Suryadi, D dan Ali,
2009. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. Terbitan Pertama Cetakan Ketiga Tahun,
2009. Bandung. PT. IMTIMA.
Tantowi. A, 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Treffers, A. (1987). Three Dimension. A Model of Goal and Theory Description in Mathematics Instruction – The
Wiskobas Project. Dordrecht: Reidel Publishing Company.
Uno. B, 2007. Model Pembelajaran: Menetapkan Proses
Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara
Van den
Heuvel-Panhuizen, M (2000). Mathematics
Education in the Netherlands: Aguide Tour.
Utrecht: Universiteit Utrecht.
Wijaya, A, 2011. Pendidikan Matematika Realistik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wiwi, 2010. Hakikat
Pembelajaran Matematika (Online).http://.wiwi-birulaut.blogspot.com/2010/01/hakikat-pembelajaran-matematika.html,
diunduh pada tanggal 3Nopember 2010 pukul 19.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar